Antara Nikmat dan Istidraj (retype)
Pandangan manusia memerhati dan melihat yang cantik itu baik, yang kaya itu bahagia, yang sihat itu senang tanpa diketahui apakah nilainya dari pandangan Allah. Betapa ramai orang yang kaya lagi zalim itu di hatinya berkeluh kesah memikirkan tentang musuhnya yang bertambah, kebenciannya penuh di dada, dan membuak-buak rasa dendam dan sakit hati pabila ia dikecam akan keburukan dan kejahatan yang dilakukan! Betapa ramai pula orang yang cantik itu diburu oleh sang peria atau jelitawan yang hanya ingin mempergunakan kecantikannnya hanya untuk kepentingan semata-mata, lalu setelah diperolehi 'kecantikan' itu madunya telah dibuang.
Wahai diri, mungkin terkadang di hatimu resah menanggung derita, kesempitan hidup yang membebankan. Namun lidahmu tetap tidak pernah putus daripada berdoa memohon padaNya, hadir di malam hari dengan seribu pengharapan, menagih kasih sayang dari tuhanmu, lantas menyusun langkah nan lemah, terus ke hadapan meniti usia yang belum tahu dimanakah garis penamatnya.
" Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan (saja) dan mengatakan kami telah beriman, sedangkan mereka tidak diuji. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka (kaum terdahulu). Maka sesungguhnya Allah mengetahui orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang yang dusta. (Surah al-Ankabut : 2-3) "
" Dan sungguhpun akan Kami berikan cubaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan (nikmat). Dan berikanlah berita gembira bagi orang yang bersabar. (Surah al Baqarah : 155) "
Orang kaya yang zalim nan sering menghimpun dosa, akan terus lalai dengan istidraj (anugerah yang menghina dirinya) sehinggalah mereka mati dengan harta-hartanya bagai ditelan bumi yang tidak sudi menelannya.
I'tibar daripada peristiwa yang berlaku di zaman nabi Ibrahim 'Alaihi Salam, ketika beliau berhadapan dengan Raja Fir'aun dan Perdana menterinya Hamman, diceritakan di dalam Al-Quranul Karim dengan mahfumnya:
" Dan orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan beransur-ansur (ke arah kebinasaan) secara yang tidak mereka sedari. Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya perancangan-Ku amat teguh (Surah al A'raf : 182-183) "
" Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang diberikan kepada mereka (Istidraj), Kami seksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka akan terdiam berputus asa. Maka orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. (Surah al An'am :44-45) "
Allahu Allah... Kekayaan bukanlah kemewahan, kesenangan bukanlah kebahagiaan, hanya akan memusnahkan diri semata-mata. Beruntunglah bagi mereka yang mempunyai kekayaan hati (Iman), kesenangan hidup (Sakinah) yang penuh dengan keberkatan.
Wrote : akhi ameer
Wahai diri, mungkin terkadang di hatimu resah menanggung derita, kesempitan hidup yang membebankan. Namun lidahmu tetap tidak pernah putus daripada berdoa memohon padaNya, hadir di malam hari dengan seribu pengharapan, menagih kasih sayang dari tuhanmu, lantas menyusun langkah nan lemah, terus ke hadapan meniti usia yang belum tahu dimanakah garis penamatnya.
" Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan (saja) dan mengatakan kami telah beriman, sedangkan mereka tidak diuji. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka (kaum terdahulu). Maka sesungguhnya Allah mengetahui orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang yang dusta. (Surah al-Ankabut : 2-3) "
" Dan sungguhpun akan Kami berikan cubaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan (nikmat). Dan berikanlah berita gembira bagi orang yang bersabar. (Surah al Baqarah : 155) "
Orang kaya yang zalim nan sering menghimpun dosa, akan terus lalai dengan istidraj (anugerah yang menghina dirinya) sehinggalah mereka mati dengan harta-hartanya bagai ditelan bumi yang tidak sudi menelannya.
I'tibar daripada peristiwa yang berlaku di zaman nabi Ibrahim 'Alaihi Salam, ketika beliau berhadapan dengan Raja Fir'aun dan Perdana menterinya Hamman, diceritakan di dalam Al-Quranul Karim dengan mahfumnya:
" Dan orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan beransur-ansur (ke arah kebinasaan) secara yang tidak mereka sedari. Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya perancangan-Ku amat teguh (Surah al A'raf : 182-183) "
" Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang diberikan kepada mereka (Istidraj), Kami seksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka akan terdiam berputus asa. Maka orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. (Surah al An'am :44-45) "
Allahu Allah... Kekayaan bukanlah kemewahan, kesenangan bukanlah kebahagiaan, hanya akan memusnahkan diri semata-mata. Beruntunglah bagi mereka yang mempunyai kekayaan hati (Iman), kesenangan hidup (Sakinah) yang penuh dengan keberkatan.
Wrote : akhi ameer
0 Comments